Lapora Pajak Lapora Pajak
Penghargaan Kemenpora Penghargaan Kemenpora
Selamat bergabung keluarga kemenpora RI Selamat bergabung keluarga kemenpora RI

Kemenpora Apresiasi Desa Margahayu, Subang sebagai SPP Desa/Kelurahan Berbasis DDP

Kemenpora Mengapresiasi Desa Margahayu, Subang sebagai Sentra Pemberdayaan Pemuda Desa/Kelurahan Berbasis Data Desa Presisi

Kemenpora Apresiasi Desa Margahayu, Subang sebagai SPP Desa/Kelurahan Berbasis DDP poto by arbi

DEPUTI 1 | Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora bersinergi dengan IPB mengadakan Forum Group Discussion di Desa Margahayu, Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat dengan mengusung tema Sentra Pemberdayaan Pemuda Desa/Kelurahan (SPPDK) berbasis Data Desa Presisi pada tanggal 24 September 2022. Acara yang berlangsung secara hybrid melalui Zoom Meeting serta dapat disaksikan livestream via Instagram dan Youtube ini bertempat di Balai Desa Margahayu, Subang. Program SPPDK ini merupakan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga agar setiap kabupaten/kota minimal memiliki satu rintisan Desa/Kelurahan yang menjalankan SPPD/K. Amanat ini sebagai aksi nyata, merealisasikan kebijakan pada Permenpora Nomor 32 Tahun 2016 tentang Sentra Pemberdayaan Pemuda dan  Permenpora Nomor 1 Tahun 2018 tentang Strategi, Capaian dan Kurikulum Sentra Pemberdayaan Pemuda. 

Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Faisal Abdullah dalam arahan pembukaannya mengatakan bahwa istilah desa modern dapat terwujud melalui instrumen inovatif  DDP ini. “Pemuda di desa harus diberdayakan untuk dapat mengeluarkan potensi kemampuan yang berdaya saing sehingga dapat memunculkan istilah desa modern yang berbasis angka, terukur dan berkelanjutan. Ini seirama dengan agenda global SDGs. Di sisi lain hal ini sejalan pula dengan amanat pada Peraturan Presiden  Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia”, tegas Faisal. “Jangan lupa, Presiden Joko Widodo, pada 13 September 2022 telah menerbitkan Perpres Nomor 111 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Ada tim khusus yang dibentuk karena berdasarkan Decade of Action, pelaksanaan TPB telah memasuki tahun ke-10”, lanjut Faisal.

Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Esa Sukmawijaya menambahkan bahwa melalui program ini, Desa Margahayu dapat merumuskan kebijakan dan mengembangkan potensi pemuda desanya melalui sinkronisasi data secara akademis. “Semoga melalui kegiatan kita pada hari ini, Desa Margahayu dapat menjadi rintisan desa percontohan di seluruh Indonesia yang berbasis data dan dapat direspon positif oleh desa-desa lain di Indonesia sehingga efek multiply-nya dapat berdampak luar biasa bagi peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP)”, urai Esa. 

Secara khusus Asdep Peningkatan Kapasitas Pemuda, Zainal Aminin, yang hadir secara off line menyampaikan dukungannya pada pemberdayaan pemuda di Desa. “Kemenpora hadir melalui SPPD/K sebagai respon terhadap kiprah jajaran pemerintahan daerah, terutama kota/kabupaten yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. KTP kita itu dikelola kota/kabupaten”, ujar Zainal.

Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Bidang Pengabdian kepada Masyarakat/Penggagas DDP, Dr Sofyan Sjaff dalam paparannya menegaskan bahwa penting bagi kita untuk mengetahui kapasitas individu tiap pemuda di pedesaan yang berdampak pada nilai IPP, sehingga diperlukan tools yang dapat memantau para pemuda di wilayah pedesaan yang sering terlupakan. “Banyak kebijakan pemerintah seperti program bantuan dan penggunaan dana desa yang tidak tepat sasaran karena basis data yang digunakan tidak akurat terhadap kondisi faktual yang ada di lapangan. Untuk itu data presisi ini berupaya keras dan cerdas, meminimalkan error data di pedesaan yang pada umumnya masih diinput secara manual”, ucap Sjaff.

Menurut Sjaff, implementasi dari Data Presisi di 8 RW di Desa Margahayu dapat dilihat secara komprehensif dan diakses oleh siapa saja. “Terdapat 399 pemuda di Desa Margahayu yang dapat kita lihat identitasnya per individu dan seberapa besar kontribusinya terhadap nilai IPP di desa ini. Dapat kita ketahui secara bersama RW mana saja yang memiliki skor pemuda yang tamat sekolah, tingkat bebas penyakit, keikutsertaan BPJS, persentasi pemuda wirausaha dan pengangguran, dan sebagainya. Seluruh data yang terkumpul pada 8 RW tersebut akan diolah secara akademik sehingga dapat ditemukan nilai IPP di Desa Margahayu secara detail pada tiap indikator”, lanjut Sjaff.

 

Seluruh data yang terkumpul pada 8 RW tersebut akan diolah secara akademik sehingga dapat ditemukan nilai IPP di Desa Margahayu secara detail pada tiap indikator. Dari hasil penelitian tim IPB, dapat diketahui bahwa Desa Margahayu memiliki nilai IPP sebesar 43,12.

 

 

 

 

 

 

BAGIKAN :
PELAYANAN