Pemuda itu jangan hanya sebatas sebagai peserta kegiatan saja. Mohon libatkan kami juga pada proses perencanaan pembangunan secara intensif
DEPUTI 1 | Senin (14/11), Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Faisal Abdullah membuka kegiatan Capacity Building Strategi Peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) bagi Stakeholders Kepemudaan dan Organisasi Kepemudaan di Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan yang diadakan di Hotel Swarna Dwipa, Palembang ini diikuti para pejabat Pemprov Sumatera Selatan dan sejumlah 25 Organisasi Kepemudaan di Sumatera Selatan.
Pada sambutannya, Faisal berharap melalui kegiatan ini dapat tersusun draft Rencana Aksi Daerah (RAD) Pelayanan Kepemudaan yang berbasis IPP.
“Kemenpora selalu berusaha menginformasikan kepada masing-masing daerah untuk segera meningkatkan nilai IPP. Saat ini berlangsung di Sumsel, provinsi yang capaian IPP-nya, dalam beberapa indikator tertentu perlu ditingkatkan”, ucap Faisal.
Senada dengan Faisal, Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda Amar Ahmad pada laporannya menyatakan bahwa secara substantif, agenda pembahasan akan difokuskan pada peningkatan IPP daerah Provinsi Sumsel.
“Dengan meningkatkan kapasitas dalam pelayanan kepemudaan yang terukur, diharapkan akan mempercepat penguatan koordinasi dan sinkronisasi program kepemudaan dan penyusunan RAD Pelayanan Kepemudaan,” tegas Amar.
Bertindak sebagai narasumber adalah Ahmad Avenzora dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebelum dilanjutkan oleh Lisa Woro Srihastuti Sulistyaningrum dari Bappenas dan Esa Sukmawijaya dari Kemenpora.
Ahmad Avenzora, yang hadir secara luring, menjelaskan tentang konsep dasar dan metodologi penghitungan IPP.
“Semua data IPP berasal hasil survey BPS. Masing-masing indikator memiliki metadata yang seharusnya dapat menginspirasi pada bagaimana kegiatan kepemudaan itu direncanakan dan dilaksanakan,” ucap Ahmad.
Sementara itu, Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Bappenas Woro Srihastuti menyatakan bahwa pembangunan pemuda merupakan salah satu isu strategis RJPMN sebagai bagian dari pembangunan SDM yang berkualitas serta berdaya saing yang bertolak ukur pada IPP.
“Internalisasi Rencana Aksi Nasional (RAN) dalam penyusunan RAD Pelayanan Kepemudaan harus mengidentifikasi mana saja program/kegiatan di daerah tersebut yang sekiranya dapat meningkatkan domain-domain yang ada pada IPP. Peran pemuda sangat penting di sini”, papar Lisa Srihastuti.
Pada paparan terakhir Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Esa Sukmawijaya memaparkan bahwa Pemprov Sumsel harus dapat menggandeng komunitas pemuda sebagai mitra strategis dalam penyusunan kebijakan pembangunan pemuda.
“Pemuda perlu berjejaring dalam memanfaatkan era digital ini. Banyak peluang dan potensi pemuda di Sumsel. Silakan berinteraksi dengan para pemuda yang ada pada situs https://komunita.id,”urai Esa.
Esa memotivasi peserta pemuda yang hadir dengan menayangkan video kesuksesan Balqis, mahasiwa Universitas Sriwijaya, dalam membudidayakan sayuran hidroponik pada lahan sempit di kawasan perkotaan Palembang.
Para peserta sangat antusias saat masuk sesi tanya jawab. Deni, ASN pada Dinas Kesehatan menyatakan persetujuannya dengan banyak hal terkait kesehatan yang masuk menjadi indikator pada IPP. Sedangkan pada kesempatan yang sama, Haidar, aktifis komunitas pemuda, menekankan pentingnya melibatkan pemuda melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
“Pemuda itu jangan hanya sebatas sebagai peserta kegiatan saja. Mohon libatkan kami juga pada proses perencanaan pembangunan secara intensif,” harapnya. (esa/edo)