Lapora Pajak Lapora Pajak
Penghargaan Kemenpora Penghargaan Kemenpora
Selamat bergabung keluarga kemenpora RI Selamat bergabung keluarga kemenpora RI

Deputi 1 Kemenpora RI Terima 134 Kunjungan Mahasiswa Bengkulu, Bahas Peran Pemuda

Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang diikuti 134 Mahasiswa, 9 Dosen Pembimbing dan 8 team crew. Adapun tujuan audensi ini membuka ruang mahasiswa untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam upaya menumbuhkan karakter kepemimpinan dan integritas Mahasiswa Indonesia dalam berbagai aktifitas antara lain kunjungan Lembaga Negara, Leaders Panel,  Wisdom Talk,  Ministeral Speak,  Meet The CEO,  Meet The Leader,  Social Action,  Corporate Visit,  Focus Group Discussion,  Working Group, Field Trip dan lainnya.

Deputi 1 Kemenpora RI Terima 134 Kunjungan Mahasiswa Bengkulu, Bahas Peran Pemuda Deputi 1 Kemenpora RI Terima 134 Kunjungan Mahasiswa Bengkulu

DEPUTI 1 | Bertempat di Ruang Teater Gedung Grha Wisma Kemenpora, Mewakili Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Esa Sukmawijaya, Penanggung Jawab Perluasan Akses Pendidikan Formal pada Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda, Dwi Agus Susilo, Penanggung Jawab Wawasan Politik dan Hukum pada Asisten Deputi Wawasan Pemuda Abdul Muslim, Penanggung Jawab Wawasan Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup pada Asisten Deputi Wawasan Pemuda, Ambar Basuki, menerima audiensi Institusional Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu dengan Tema "Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda Nasional", Rabu (27/9/2023)

Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan bagi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang diikuti 134 Mahasiswa, 9 Dosen Pembimbing dan 8 team crew. Adapun tujuan audensi ini membuka ruang mahasiswa untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam upaya menumbuhkan karakter kepemimpinan dan integritas Mahasiswa Indonesia dalam berbagai aktifitas antara lain kunjungan Lembaga Negara, Leaders Panel,  Wisdom Talk,  Ministeral Speak,  Meet The CEO,  Meet The Leader,  Social Action,  Corporate Visit,  Focus Group Discussion,  Working Group, Field Trip dan lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Dwi Agus Susilo menyampaikan tentang peran mahasiswa dalam Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dengan acuan 5 dimensi IPP antara lain, Pendidikan, Kesehatan, Gender (Keterlibatan Perempuan), Ketenagakerjaan dan Partisipasi peran pemuda pada berbagai aspek Peningkatan pendidikan kepemudaan untuk mendorong peningkatan IPP.

“Indonesia sedang dihadapkan pada persiapan menyongsong Indonesia Emas 2045,  RPJP per-25 tahun 2020-2045, RPJM per-5 tahun, bahkan RKP tahunan sedang disusun untuk tahun 2024, dari semua itu Indonesia diharapkan menjadi negara dengan pendapatan perkapita terbesar. Indonesia memiliki banyak potensi SDA yang bisa diolah dan dimanfaatkan dengan SDM tinggi dan pemuda harus menjadi bagian dari majunya indonesia dengan terus meningkatkan kualitias dirinya yang tidak hanya mendaptkan ilmu dan pengalaman dari formal tapi juga dari informal,” katanya.

Ditempat yang sama, Abdul Muslim menerangkan dari sisi kelembagaan Kemenpora sesuai pertanyaan yang diajukan oleh para mahasiwa. Menurut Abdul Muslim, bahwa Kemenpora sebagai bagian fasilitator pembangunan kepemudaan terus mendorong para pemuda melalui program-program kepemudaan dan melakukan koordinasi dan berkerjasama dengan pemerintah daerah, adapun terkait keolahragaan dan persoalannya, di Kemenpora ada 2 Kedeputian yang menangani hal tersebut. 

“Untuk persoalan olahraga seperti yang ditanyakan terkait PSSI, kemenpora hanya menyiapkan anggaran untuk melaksanakan dan mengelola anggaran itu ya PSSI, Kemenpora tidak dapat mengintervensi lebih jauh bahkan secara teknis apa yang mejadi otoritas di PSSI, dan memang untuk hal yang berkaitan dengan olahraga di Kemenpora ada 2 Deputi keolarhagaan. Selanjutnya, dalam konteks kepemudaan, bahwa pemuda harus bergerak melibatkan dirinya pada berbagai isu pembangunan, pemuda harus memperkaya dirinya dengan skil/kecakapan, saya berharap ada perubahan pola berpikir para pemuda yang mendasar dan radikal namun positif dan konstruktif dalam melihat situasi saat ini dan kedepan ditengah gencarnya imprealisme, kolonialisme gaya baru,” ujar Abdul Muslim. (zak/mgn/sal/arb)

BAGIKAN :
PELAYANAN