“Kemenpora ingin memberikan kontribusi pada keberhasilan peserta pendidikan tinggi di Indonesia. Kami ingin pemuda dapat berkontribusi dalam pembangunan kepemudaan di Indonesia,".
Kemenpora baru saja menggelar Sosialisasi-Launching Bina Karya Akademi, Bantuan Karya Ilmiah Kepemudaan yang diselenggarakan secara daring pada Jum’at (23/6). Program ini merupakan awal dari rangkaian panjang dari program kerja Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda di bidang perluasan pendidikan formal.
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdullah menyampaikan pada pembukaannya bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberi dukungan kapasitas pemuda dalam akses pendidikan perluasan pendidikan formal serta mampu memotivasi pemuda lainnya untuk meningkatan kapasitas pendidikannya. Sosialisasi ini penting untuk disimak agar para calon penerima bantuan dari program Kemenpora nanti dapat mengikuti mekanisme program dari awal hingga akhir.
“Kami tidak hanya berikan bantuan secara materiil kepada 420 peserta yang telah mendaftar pada program ini. Kedepan kami juga ingin mengembangkan keterampilan standar penulisan karya ilmiah pada jurnal internasional,” ucap Faisal.
Pada program Bina Karya Akademia ini, Faisal ingin memberikan bantuan kepada pemuda yang inovatif, kreatif, dan kritis, namun, terhalang dengan biaya penelitiannya. Dirinya melihat banyak pemuda yang masih terhambat masa studinya karena kurang mengetahui cara menulis karya ilmiah yang baik atau bahkan tidak tahu tema karya ilmiah yang akan ditulis.
“Kemenpora ingin memberikan kontribusi pada keberhasilan peserta pendidikan tinggi di Indonesia. Kami ingin pemuda dapat berkontribusi dalam pembangunan kepemudaan di Indonesia,” tambah Faisal.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian sangat mengapresiasi program bantuan karya ilmiah kepemudaan ini yang dilaksanakan oleh Kemenpora ini. Politisi Partai Golkar tersebut melihat pentingnya akses pendidikan formal untuk mengatasi masalah dan tantangan pemuda saat ini.
“Akses pendidikan formal pemuda adalah kunci untuk mengatasi tingginya tingkat pengangguran terbuka serta rendahnya keterampilan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. Disamping itu, kita harus menanamkan mindset kepada para pemuda mengenai pentingnya penelitian sebagai data-data pendukung yang valuable bagi pemerintah dalam menyusun program pemerintah, khususnya di bidang kepemudaan. Dengan semakin banyaknya penelitian, kita dapat menemukan solusi bersama di bidang kepemudaan.,” ungkap Hetifah.