Lapora Pajak Lapora Pajak
Penghargaan Kemenpora Penghargaan Kemenpora
Selamat bergabung keluarga kemenpora RI Selamat bergabung keluarga kemenpora RI

Moderasi Beragama di Kalangan Pemuda

Moderasi menjadi salah satu isu mainstream dalam RPJMN. Presiden memiliki komitmen untuk mengakselerasi penguatan sumber daya manusia unggul agar Indonesia maju dengan cara memiliki sumber daya pemuda yang unggul dan berdaya.

Moderasi Beragama di Kalangan Pemuda Moderasi Beragama di Kalangan Pemuda

DEPUTI 1 | Sumatera Selatan - Bertempat di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fateh Palembang (1/12/2023), Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, menggelar kegiatan Moderasi Beragama di Kalangan Pemuda. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang beragama, toleran, dan damai. 

Kegiatan dibuka secara daring melalui Zoom Meeting oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Asrorun Ni'am Sholeh. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan moderasi beragama dikalangan pemuda dihutuhkan untuk penguatan kapasitas dan karakter kepemudaan. Menurutnya pemuda adalah agen perubahan sosial. syaratnya adalah memiliki karakter yang kuat, kokoh sebagai individu dan sebagai warga negara indonesia.

 Moderasi menjadi salah satu isu mainstream dalam RPJMN. Presiden memiliki komitmen untuk mengakselerasi penguatan sumber daya manusia unggul agar Indonesia maju dengan cara memiliki sumber daya pemuda yang unggul dan berdaya. "Indikator pemuda yang memiliki keberdayaan yang punya komitmen untuk menjadi agen perubahan sosial harus dimulai dari individu-individu pemuda memiliki karakter yang kuat baik sebagai pribadi maupun sebagai warga bangsa jauh lebih penting dari pada penumbuhan hal-hal yang bersifat fisik. Kesehatan fisik penting tetapi kesehatan mental jauh lebih penting. Ditangan pemuda yang sehat fisik dan mental maka masa depan Indonesia akan cerah menyongsong Indonesia Emas 2045.

Sebaliknya pemuda yang sakit-sakitan baik secara fisik maupun mental akan mengantarkan kesuraman masa depan bangsa ketika memiliki komitmen membangun visi Indonesia Emas 2045. jika harus memilih antara fisik dan mental, pasti mental diprioritaskan karena bamyak pemuda yang memiliki keterbatasan fisik tetapi unggul dalam mental juangnya sehingga bisa berkontribusi dengan optimal di dalam lingkungan terdekat dan juga kehidupan bermasyarakat. sebalikya kondisi fisik yang sehat tetapi down mental maka akan menjadi penyebab destruksi dalam bermasyarakat, begitu juga dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika mempunyai semangat, tetapi tidak memiliki komitmen untuk memaknai moderasi secara proposional maka akan terjebak dengan ekstrimitas, baik ektrim yang berada di level kehidupan beragama, kehidupan sosial, kehidupan politik dan kehidupan budaya serta kehidupan ekonomi". Ujar Ni'am Sholeh

"Moderasi bukan hanya sekedar face to face ekstrimitas beragama tetapi memiliki ideologi. Moderasi adalah jalan tengah yang memiliki nilai nilai kebenaran yang kita yakini kemudian diatas kebenaran berpijak ditengah perubahan masyarakat yang akseleratif". Lanjutnya lagi,

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut yaitu Habib Husein Al Jafar Al Hadar menyampaikan. "Moderasi beragama adalah konsep tentang cara yang terbaik (moderat) dalam mengamalkan ajaran agama yang sifatnya universal di ruang publik untuk menghasilkan keharmonisan dan kerja sama di tengah keragaman".

"Moderasi beragama bukan untuk memoderatkan agama, dan tidak masuk ke wilayah ibadah atau hal-hal yang menjadi eksklusivitas suatu agama. Moderasi beragama tidak masuk ke wilayah pengamalan ajaran agama di wilayah pribadi (privat)". Pungkas Habib Jafar

Asisten Deputi Karakter Pemuda, Esa Sukmawijaya dalam laporannya menyampaikan "forum seminar tentang moderasi beragama yang digagas oleh Kementerian Agama RI pada Peraturan Presiden tahun 2023 dan menyebar ke Kementerian dan lembaga termasuk di Kementerian Pemuda dan Olahraga". 

Pada tahun 2023 rangkaian kegiatan yang sama telah dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Semoga tahun berikutnya Kemenpora dapat melaksanakan kegiatan moderasi beragama di provinsi lainnya". Ucap Esa Sukmawijaya

"Dikalangan para pemuda khususnya mahasiswa untuk memperkuat apa yang dikatakan Bhineka Tunggal Ika, beragam memang tetapi satu tujuan untuk membangun masyarakat yang sejahtera adil dan makmur, dengan bingkai NKRI". Harap Esa Sukmawijaya

Hadir dalam kesempatan tersebut dari unsur Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dimana PJ Gubernur Sumatera Selatan diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Selatan, Rudi Irawan. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan, Syafitri Irwan. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Nyanyu Khodijah. serta diikuti oleh mahasiswa dan dari berbagai unsur organisasi kepemudaan yang ada di Sumatera Selatan. (arb/Jon/hru)

BAGIKAN :
PELAYANAN