Rapat yang berlangsung secara hybrid dihadiri langsung oleh perwakilan Kemenpora, Kementerian Koordinator PMK, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Bappenas danKementerian Hukum, sedangkan perwakilan kementerian/lembaga lain turut hadir secara daring.
Kegiatan yang diprakarsai Sekretariat ASEAN ini membahas capaian dan tantangan implementasi AWP 2021–2025, penguatan mekanisme kelembagaan, serta arah strategis AWP Pemuda 2026–2030 agar selaras dengan ASCC Strategic Plan 2026–2030 dan ASEAN Community Vision 2045.
“Pertanian adalah salah satu tulang punggung bangsa. Melalui pelatihan ini, kami berharap para pemuda dapat menjadi motor penggerak inovasi pertanian yang lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Rapat resmi ini dibuka oleh Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Yohan, yang menekankan pentingnya penyusunan regulasi baru sebagai pembaruan atas Permenpora Nomor 11 Tahun 2017 tentang Kota Layak Pemuda. Menurutnya, aturan lama hanya berlaku hingga tahun 2020 dan sempat terhenti akibat pandemi serta beberapa kendala internal.
“Pemuda bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga penggerak utama pembangunan. Kami berharap para peserta membawa pulang pengalaman dan jejaring internasional untuk menginspirasi perubahan di daerah masing-masing,” ujar Esa Sukmawijaya
Indeks Pembangunan Pemuda bukan sekadar angka statistik, melainkan representasi nyata dari dukungan bersama agar pemuda dapat berinovasi, berkarya, dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa. Untuk itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, serta organisasi kepemudaan dalam mempercepat pencapaian target IPP
Esa Sukmawijaya, Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global, mengucapkan selamat dan terima kasih kepada para panitia yang terlibat dan delegasi yang akan menjalankan kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Yohan menekankan pentingnya peran pemuda dalam pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pengembangan kewirausahaan berbasis sumber daya lokal.
Esa Sukmawijaya menyampaikan bahwa kehadirannya merupakan mewakili Mas Menteri dan Pak Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi karena penyelenggaraannya sangat luar biasa serta menganggap bahwa Indonesia dapat belajar banyak dari Tatarstan, salah satu wilayah Rusia, yang mampu menggelar even global kepemudaan KGYS secara rutin sejak tahun 2021.
Pertemuan tersebut menjadi bagian dari inisiatif global UNDP bertajuk “Supporting Asian countries’ resilience to violent extremism in the digital space”. Program ini menitikberatkan pada keterlibatan pemuda dalam menciptakan narasi damai serta memperkuat daya tahan masyarakat dari pengaruh radikalisme yang semakin gencar menyasar ruang digital.