AYO merupakan organisasi non-profit yang berdiri sejak tahun 2013 dan telah memberikan dampak positif kepada lebih dari 3,7 juta pemuda di kawasan ASEAN. Organisasi ini memiliki visi mewujudkan dunia di mana pemuda memiliki ketertarikan tinggi terhadap ASEAN melalui kegiatan yang memberdayakan, melibatkan, dan mengedukasi komunitas untuk menciptakan perubahan berkelanjutan yang positif.
Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Kemenpora, Dr. Drs. Yohan, M.Si, menyampaikan, "Seleksi PPAN ini merupakan komitmen Kemenpora dalam mengembangkan kapasitas pemuda Indonesia agar mampu bersaing di kancah global. Melalui program-program ini, kami berharap para pemuda dapat memperluas wawasan, mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan, serta menjadi agen perubahan positif bagi bangsa.
Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) merupakan instrumen strategis yang digunakan untuk mengukur capaian pembangunan pemuda berdasarkan lima domain utama, yaitu: pendidikan dan pelatihan; kesehatan dan kesejahteraan; kesempatan dan fasilitas kerja; partisipasi dan kepemimpinan; serta gender dan inklusi. Tahun ini, Kemenpora RI telah menyempurnakan IPP dengan menambah indikator dari 15 menjadi 16, yang kini tidak hanya digunakan di tingkat nasional dan provinsi, tetapi juga diterapkan pada level kabupaten/kota untuk memperkuat kebijakan yang berbasis data.
Walaupun saat ini kementerian dan lembaga dalam kondisi efisiensi, bukan berarti kreativesia tidak menjadi meriah. saran saya kita bisa berkolaborasi dengan kementerian lain. kita coba jajaki kerjasama dengan kementerian pariwisata, kementerian umkm bahkan kementerian koperasi. untuk turut meramaikan kegiatan tersebut.
Sebaiknya penyusunan RAD dapat dilaksanakan segera, tentunya dengan melibatkan OPD lainnya, yang berkorelasi dengan kegiatan kepemudaan. isu pemuda di Indonesia tidak bisa diselesaikan secara parsial, namun perlu digarap secara kolaboratif dengan kementerian/Lembaga, bahkan OPD di daerah.
Sekretaris Deputi 1, Subroto, dalam pemaparannya menekankan pentingnya efektivitas pelaksanaan program prioritas meski di tengah penghematan anggaran. “Kami terus melakukan penyesuaian agar program tetap berjalan optimal. Deputi membuka ruang kolaborasi dengan institusi pendidikan, khususnya dalam bidang kewirausahaan pemuda. Mahasiswa harus menjadi agen perubahan di daerahnya,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa sinergi lintas sektor diperlukan agar program kepemudaan berjalan sejalan dengan kebijakan nasional dan daerah.
“Kedatangan kami di sini untuk memastikan seluruh perencanaan pembangunan, baik di tingkat nasional maupun daerah, berjalan selaras, khususnya dalam isu-isu kepemudaan,” ujar Yohan, Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, dalam pertemuan tersebut.
"Kinerja Kemenpora perlu ditingkatkan melalui kolaborasi seluruh staf, termasuk CPNS, PPPK, Asdep, dan Sesdep. Setiap individu harus berkontribusi aktif sesuai peran masing-masing agar target kerja dapat tercapai dengan lebih baik dari tahun ke tahun,” tegas Yohan dalam arahannya pada hari kedua". Ujar Yohan.
Audiensi diterima langsung oleh Sekretaris Deputi Bidang Pelayanan Pemuda, Subroto, bersama jajaran Pejabat bidang-budang di keasdepan. Pertemuan membahas sinergi program kepemudaan yang dapat dikolaborasikan antara pusat dan daerah.
Kehadiran IYD bertujuan untuk menjajaki dukungan dan sinergi program bersama Kemenpora RI. Dalam sambutannya, Prof. Yohan mengapresiasi semangat dan inisiatif IYD serta mendorong agar kekompakan dan keseriusan dalam mempersiapkan keikutsertaan terus dijaga. Ia juga menyampaikan bahwa bentuk dukungan akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan Menpora RI.