Mengangkat tema “Future Friendly: Teknologi Karya Sahabat Muda yang Berkelanjutan”, lomba ini menantang peserta untuk menghadirkan solusi berbasis perangkat keras yang aplikatif dalam menjawab isu-isu lingkungan, energi, pertanian, dan transportasi. Setiap tim diberi waktu 20 menit untuk mempresentasikan sekaligus mendemonstrasikan alat ciptaan mereka di hadapan dewan juri.
DEPUTI1 | Palembang – Suasana lantai enam Gedung MDP Superstore memanas oleh semangat para inovator muda yang berkompetisi dalam kategori Piranti Keras (Hardware) pada ajang Kreativesia 2025. Kompetisi yang digelar pada Rabu (15/10) ini diikuti oleh tujuh tim dari berbagai provinsi, yakni Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Aceh, dan Sumatera Selatan.
Mengangkat tema “Future Friendly: Teknologi Karya Sahabat Muda yang Berkelanjutan”, lomba ini menantang peserta untuk menghadirkan solusi berbasis perangkat keras yang aplikatif dalam menjawab isu-isu lingkungan, energi, pertanian, dan transportasi. Setiap tim diberi waktu 20 menit untuk mempresentasikan sekaligus mendemonstrasikan alat ciptaan mereka di hadapan dewan juri.
salah satu peserta yang mendapat perhatian adalah Syedfaril dari Aceh yang mempresentasikan alat pemberi pakan kucing otomatis berbasis Internet of Things (IoT).
“Saya sangat senang bisa berkompetisi di Kreativesia, mengikuti kegiatan seperti ini adalah pengalaman diluar ekspektasi saya. Saya beruntung bisa menjadi perwakilan provinsi dalam ajang nasional seperti ini. kegiatan seperti ini memberi saya banyak wawasan baru, apalagi bisa bertemu teman-teman dari berbagai daerah. saya pun bersyukur karya saya juga mendapat apresiasi dari dewan juri,” ujar Syedfaril.
Beragam karya inovatif hadir turut dilombakan dalam kompetisi ini. seluruh karya yang dilombakan adalah salah satu cara peserta untuk mengatasi solusi di lingkungan masyarakatnya. Beberapa di antaranya adalah robot pembersih sampah yang dirancang untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan secara otomatis, mesin pengelola sampah otomatis yang memudahkan proses pemilahan dan pengolahan limbah, serta robot action figure yang menggabungkan unsur hiburan dan edukasi berbasis teknologi.
Tidak kalah menarik, terdapat sistem smart home yang dirancang untuk efisiensi energi dan keamanan rumah, serta bel otomatis bagi penyandang tunarungu yang menggunakan teknologi wireless dan tenaga surya sebagai sumber energi ramah lingkungan. Seluruh karya ini mencerminkan kreativitas peserta dalam merespons tantangan lokal dengan pendekatan teknologi yang aplikatif dan berkelanjutan.
Para peserta bidang piranti keras diuji oleh dewan juri profesional dan berpengalaman di bidang teknologi perangkat keras antara lain Eka Puji Widiyanto (CTO PT Phylot Palembang), Bullit Sesariza (Development Director, Turingsens.inc), dan Panji Prabowo (Sekretaris Jenderal Altek.id).
Menurut Bullit Sesariza, lomba ini menunjukkan potensi besar dari ide-ide orisinal yang lahir dari berbagai daerah. Menurutnya hampir seperempat karya yang dilombakan lahir dari permasalahan lokal, yang kemudian diolah menjadi solusi berbasis teknologi sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang tersedia.
“Saya melihat anak-anak daerah mampu melahirkan gagasan orisinal dan out of the box. Meski dengan keterbatasan akses teknologi, mereka tetap kreatif memanfaatkan sumber yang ada. Dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, ide-ide ini berpotensi berkembang menjadi inovasi bernilai komersial,” jelas Sesariza.
Ke depan, dewan juri berharap akan lebih banyak karya yang mengangkat isu dan kearifan lokal. Publik juga diharapkan semakin melihat potensi besar inovasi daerah sebagai solusi masa depan. (sat)