Ajakan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian ketika menyajikan materi Environmental Ethics dari Sudut Pandang Perempuan dan Anak Muda pada saat Pelatihan Pemuda Peduli Lingkungan Asri Dan Bersih (Pepelingasih) di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, pada Senin (14/8). Program Pepelingasih, dinilai mempunyai potensi besar untuk meningkatkan kesadaran pemuda di bidang etika lingkungan hidup.
Ajakan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian ketika menyajikan materi Environmental Ethics dari Sudut Pandang Perempuan dan Anak Muda pada saat Pelatihan Pemuda Peduli Lingkungan Asri Dan Bersih (Pepelingasih) di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, pada Senin (14/8). Program Pepelingasih, dinilai mempunyai potensi besar untuk meningkatkan kesadaran pemuda di bidang etika lingkungan hidup.
“Muncul trend mengenai kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup belakangan ini kalangan pemuda. Melalui program pelatihan ini kita ingin pemuda untuk selalu menjaga dan meningkatkan perilaku ramah lingkungan yang sudah konsisten Pepelingasih terapkan selama ini,” ucap Hetifah.
Menurut politisi Partai Golkar tersebut, edukasi dinilai sangat penting dalam merealisasikan circular economy. Circular economy tidak hanya bertumpu pada people prosperity, namun juga place prosperity.
“Circular economy ini bisa dimulai dengan hal yang kecil. Pakai segala sesuatu yang bersifat recycle. Contohnya, menggunakan tumbler minuman, meminimalisir penggunaan kantong plastik, daur ulang, menggunakan transportasi umum, dan tidak menimbulkan sampah makanan ketika mengkonsumsi suatu makanan,” tambahnya.
Staf Khusus Menpora Bidang Inovasi Pemuda dan Olahraga Kemenpora Hasintya Saraswati setuju dengan pernyataan Hetifah Sjaifudian. Pasalnya, pemuda memegang peranan penting dalam menuju transisi hijau yang memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk secara berulang, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang.
“Pemuda Indonesia memiliki sifat critical thinking yang tinggi terhadap isu-isu lingkungan hidup. Kita menantang para pemuda yang mengikuti pelatihan ini untuk mulai bergerak dan memberikan kontribusi kepada lingkungan hidup. Tidak perlu bersifat masif, namun selalu konsisten dilakukan tanpa peduli cibiran masyarakat,” tutup Stafsus Hasintya Saraswati.
