Pelatihan Wirausaha Muda turut dilengkapi dengan juru bahasa isyarat dan pendamping yang berjumlah tiga puluh orang. Para pendamping tersebut bertugas membimbing para peserta tuna rungu, tuna netra dan tuna daksa. Pendamping tersebut dihadirkan untuk memberikan pemahaman terkait materi dan pembahasan yang disampaikan. Saat sesi diskusi, diketahui banyak dari peserta yang telah memiliki usaha. Diantaranya usaha penata rias, produsen tahu dan jasa perbaikan motor.
DEPUTI 1 | Wiramuda kembali digelar oleh Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, melalui Asisten Deputi Bina Kepemudaan Badan Usaha dan Swasta, pada Kamis 21 Agustus 2025 di Aula Dinas Tenaga Kerja, Kabupaten Tangerang.
Menghadirkan seratus peserta disabilitas kegiatan Wiramuda bertema “Disabilitas Tangguh, Ekonomi Tumbuh”, dibuka oleh Deputi Yohan. Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah menyelenggarakan acara dan merangkul komunitas pemuda dengan kondisi disabilitas.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan kolaborasi lintas sektor hari ini. Saya berharap setelah pelatihan teman-teman bisa mandiri dan bisa membuka lapangan pekerjaan. Saya ingin acara ini bisa berdampak pada kehidupan teman-teman sehingga dari pelatihan ini bisa melahirkan peserta yang menguasai keterampilan teknis dan mampu mengambil resiko”. Ujar Yohan.
Kegiatan kolaborasi lintas antara Kemenpora, Kemensos dan Pemerintah Kabupaten Tangerang menghadirkan narasumber yang terdiri dari Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang, Rudi Lesmana dan Kepala Sentra Mulia Jaya Jakarta, Siti Indriasari Oktaviana sebagai narasumber utama. Dalam paparannya Siti Indriasari menyampaikan bahwa penyandang disabilitas memiliki bakat yang tidak kalah hebatnya dengan orang yang memiliki fisik normal. Sayangnya mereka bakat mereka masih banyak belum diasah.
“Perlakukan penyandang disabilitas setara dengan yang lain, kalau mau membantu tanyakan mereka membutuhkan bantuan dibidang apa. Kami dengan senang hati memberikan pelatihan keterampilan yang mereka butuhkan seperti pertukangan, tata rias, tata boga dan design grafis. Saya percaya hasilnya akan bagus dan mereka tidak kalah produktif dari kita”. Ujar Siti.
Pelatihan Wirausaha Muda turut dilengkapi dengan juru bahasa isyarat dan pendamping yang berjumlah tiga puluh orang. Para pendamping tersebut bertugas membimbing para peserta tuna rungu, tuna netra dan tuna daksa. Pendamping tersebut dihadirkan untuk memberikan pemahaman terkait materi dan pembahasan yang disampaikan. Saat sesi diskusi, diketahui banyak dari peserta yang telah memiliki usaha. Diantaranya usaha penata rias, produsen tahu dan jasa perbaikan motor.
Pada akhir pelatihan Kemenpora memberikan penghargaan kepada empat peserta yang memiliki semangat dan fokus pada kegiatan sebagai upaya memberi apresiasi bagi peserta yang antusias dari awalkegiatan hingga akhir.(wage/thi/mus)