Lapora Pajak Lapora Pajak
Selamat bergabung keluarga kemenpora RI Selamat bergabung keluarga kemenpora RI

IPP Buka Peluang Benchmarking/Standarisasi Ukuran Pembangunan Kepemudaan di Negara-negara Asean

Rapat Koordinasi Dalam Rangka Penghitungan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Tahun 2022. Kegiatan yang bertempat di The Sultan Hotel & Residence Jakarta dibuka langsung oleh Deputi 1 Kemenpora Faisal Abdullah.

IPP Buka Peluang Benchmarking/Standarisasi Ukuran Pembangunan Kepemudaan di Negara-negara Asean Prof. Dr. Faisal Abdullah, SH., M.Si., DFM. | Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda

DEPUTI 1 | Pada tahun 2018 Bappenas telah melakukan launching laporan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) 2015 sampai dengan tahun 2017. Laporan ini disusun berdasarkan hasil riset yang dikawal Bappenas sendiri selama dua tahun berkolaborasi dengan UNFPA, BPS, Kemenpora, Kemenko PMK dan sejumlah konsultan dari Universitas Andalas, Universitas Indonesia dan konsultan dari Australia. Didukung oleh konsultan Smeru Research Institute pada tahun 2020 Bappenas kembali melakukan riset lanjutan pengukuran IPP hingga periode tahun 2019 dan analisa serta rekomendasi kebijakannya untuk setiap provinsi. Bahkan analisa tersebut dipertajam dengan melakukan piloting project perhitungan dan analisa IPP terhadap semua kota/kabupaten di Jawa Barat sebagai provinsi yang memiliki capaian IPP terendah pada tahun 2018.

Berdasarkan hal tersebut, Asisten Deputi Tenaga dan Peningkatan Sumber Daya Pemuda (TPSDP) gelar kegiatan Rapat Koordinasi Dalam Rangka Penghitungan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Tahun 2022. Kegiatan yang bertempat di The Sultan Hotel & Residence Jakarta ini dibuka langsung oleh Deputi 1 Kemenpora Faisal Abdullah dengan jumlah peserta rapat sebanyak 50 orang.

Hadir dalam kegiatan, diantaranya, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpor Amar Ahmad; Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Esa Sukmawijaya, Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat Badan Statistik Indonesia (BPS) Ahmad Avenzora; Direktorat Keluarga, Perempuan dan Anak, Perempuan, Pemuda dan Olahraga dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Woro Sri Hastuti Sulistyaningrum; Perwakilan Tim PT. Nuvision Internasional Indonesia (Nuvision Consulting); Tim Konsultan Smeru Research Insititute dan Kepala Bagian Evaluasi dan Penilaian Kinerja Biro Perencanaan Kemenpora Yayat Suyatna beserta jajaran serta Staf di lingkungan internal Asisten Deputi TPSDP dan perwakilan unit lainnya yang ada di Kemenpora RI.

Dalam sambutannya, Faisal Abdullah, mengatakan, bahwa kegiatan ini dimaksudkan sebagai evidence terhadap perkembangan kinerja pembangunan kepemudaan di Indonesia sebagai dasar untuk penetapan kebijakan dan kegiatan pembangunan  kepemudaan secara sistematis dan terukur baik pada lingkup nasional maupun antar provinsi, "Pada gilirannya, hasil pengukuran berbasis IPP akan membuka peluang untuk upaya benchmarking/standardisasi pengukuran pembangunan kepemudaan di seluruh negara anggota ASEAN dan dunia," ungkap Faisal.

Salah satu negara yang dipilih untuk studi banding adalah Malaysia, hal ini dianggap memungkinkan karena Malaysia lokasinya dekat dengan Jakarta sehingga dapat mengefisiensi anggaran perjalanan dinas. "IPP Memberikan peran penting pada proses perancangan program pembangunan kepemudaan secara nasional, untuk itu, sosialisasi keberadaan IPP tentulah tidak hanya di internal Kemenpora atau instansi terkait, namun perlu juga masyarakat luas untuk lebih dapat mengetahui,” kata Faisal menambahkan.

Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah, membangun sinergi dan koordinasi dalam rangka penghitungan IPP dengan mengindentifikasi dimensi dan indikator pembangunan kepemudaan, merumuskan IPP dengan menggunakan dimensi dan indikator yang tepat dan menganalisa IPP secara kuantitatif dalam implikasinya terhadap perumusan kebijakkan pembangunan kepemudaan Indonesia.

Di tempat yang sama, Woro Sri Hastuti Sulistyaningrum, mengatakan, IPP juga sebagai parameter untuk meningkatkan partisipasi aktif pemuda pada kapasitas dan perannya sebagai agen perubahan dan pembangunan, serta mengantisipasi perilaku beresiko yang dapat mempengaruhi kualitas pemuda, "Penting sekali memiliki IPO dengan ukuran hitungannya, sebagai bahan perencanaan program kepemudaan dengan melihat indikator," ucap Woro.

Senada dengan Woro Sri Hastuti, Ahmad Avenzora mengatakan, Indeks Kepemudaan memiliki fungsi peran dalam menyusun kerangka kerja program-program kepemudaan, "Salah satu sumber dimensi untuk menghitung IPP adalah melalui “Sakernas dan Sukernas” serta MBSBP, ujarnya. (sal)

 

BAGIKAN :
PELAYANAN