"Dengan adanya kegiatan ini pemuda dapat menciptakan pemuda yang inovatif khususnya dibidang membatik serta dapat meningkatkan membatik dengan teknologi"
Kemenpora melalui Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda menyelenggarakan kegiatan Workshop Sentra Pemberdayaan Pemuda (SPP) berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Workshop ini mengusung tema "Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Pembuatan Pasta Pewarna Alam Indigo dan Teknik Pewarnaan Batik". Workshop yang dilaksanakan pada 14-16 Desember 2022 ini dihadiri 30 pemuda, bertempat di Museum Batik, Pekalongan, Jawa Tengah (15/12).
Workshop SPP Berbasis IPTEK diharapkan memberikan nilai tambah dan berdampak positif bagi para peserta kegiatan ini. Hal ini sejalan dengan ikhtiar nilai-nilai luhur bangsa dan disisi lain dapat berkontribusi dalam peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP).
Adapun SPP berbasi IPTEK sendiri merupakan prasarana kegiatan pemuda dalam meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan serta produktivitas untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui pemanfaatan pendekatan sains dan teknologi yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 32 Tahun 2016 tentang Sentra Pemberdayaan Pemuda, serta Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 1 Tahun 2018 tentang Strategi, Capaian dan Kurikulum Sentra Pemberdayaan Pemuda.
"Kemenpora bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan. Selain itu bersinergi pula dengan civitas academica di Universitas Pekalongan, para pemerhati, dan juga praktisi batik di kota ini. Tidak hanya disentuh melalui pendekatan yang tradisional, tetapi juga pendekatan kontemporer yang berbasis tekhnologi," ujar Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda, Amar Ahmad dalam sambutannya secara daring.
"Sasarannya untuk melatih dan menambah soft skill maupun hard skill pemuda. Adapun kegiatan ini dapat mendorong pemuda agar mau belajar membatik dan mewariskan budaya adi luhur kita. Kita dorong pemuda yang telah mengembangkan batik untuk mendirikan SPP berbasis IPTEK lainnya. Ini terutama yang berbasis pemahaman dan kearifan lokal" lanjutnya.
Sementara itu pada waktu yang sama, Tenaga Ahli Kemenpora, Syamsul Qomar berharap, kegiatan ini akan melahirkan pemuda yang inovatif, khususnya dalam membatik berbasis teknologi. Bagi dia, hal tersebut dapat meningkatkan nilai produksi secara masal.
"Membatik dengan teknologi akan menjadi sebuah inovasi baru dimana ilmu pengetahuan sains dapat dipadukan dengan nilai-nilai tradisional," ucap Syamsul.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain, Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Dede Umihani, dan Plt. Kepala UPTD Museum Batik Ahmad Asror. Sedangkan dari jajaran Kemenpora yang hadir adalah Kabid Pemanfaatan IPTEK Dwi Agus Susilo, dan Kasubid Teknologi Industri pada Bidang Pemanfaatan IPTEK Moch Noor Hartoko Yuwono. (arb/edo/esa).