“Pemuda harus menjadi pengendali teknologi yang dapat menempatkankannya secara tepat guna. Kita tidak boleh takjub dengan suatu teknologi, akan selalu ada perubahan tantangan dan kebutuhan yang menyertainya.”
Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar Seminar Nasional Pemanfaatan Teknologi Robotik di Dunia Usaha Berbasis Teknologi di Aula Wisma Graha Pemuda Kemenpora pada Selasa (20/12). Seminar yang diikuti oleh 370 peserta secara hybrid tersebut merupakan kerja sama Kemenpora dengan Yayasan Youth and Sport Develop Strategic (YSS) dan Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta (ISTA).
Pada acara yang diikuti oleh kalangan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum tersebut, Rektor Universitas ISTA Esa Haruman mengungkapkan cepatnya perkembangan teknologi juga menuntut penyesuaian dari berbagai aspek teknologi lainnya. Kehadiran aspek robotik dalam kehidupan sehari-hari manusia dapat membuat cara kerja manusia menjadi yang lebih efektif dan efisien.
“Peran teknologi memiliki andil besar dalam menciptakan ekosistem baru dan merubah tatanan serta perilaku hidup manusia. Kita bisa melihat sebuah sistem aplikasi dapat meningkatkan layanan dan mobilitas manusia. Tentu kita sebagai generasi muda harus mampu adaptif dan responsif terhadap perkembangan teknologi robotik dan kecerdasan buatan,” ungkap Esa Haruman.
Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Esa Sukmawijaya, menjelaskan, kemajuan teknologi, yang kini memasuki era Revolusi Industri 4.0, telah mempermudah aktivitas keseharian manusia. Menurutnya, pemuda harus menjadi akselerator dalam perkembangan dunia robotik.
“Inovasi teknologi akan terus berkembang dan bukan suatu keniscayaan. Pada praktiknya eksplorasi teknologi telah memberikan penemuan-penemuan yang inovatif dari masa ke masa. Oleh sebab itu, pemuda harus mempunyai pola pikir yang kritis mengapa suatu teknologi dapat berjalan seperti itu,” ungkap Esa.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anggawira menganggap era teknologi telah mengambil peranan penting dalam sejarah peradaban manusia. Bagi pria yang juga merupakan Tim Ahli Menteri Investasi/Kepala BKPM, implementasi robotik dan kecerdasan buatan menjanjikan banyak kemudahan bagi sektor industri.
“Pemuda harus menjadi pengendali teknologi yang dapat menempatkankannya secara tepat guna. Kita tidak boleh takjub dengan suatu teknologi, akan selalu ada perubahan tantangan dan kebutuhan yang menyertainya,” jelas Anggawira.
Hadir pula pada seminar tersebut sebagai pemateri, antara lain Pj Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer, Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Visual Universitas ISTA Toto Widyanto, dan Dosen Institut Sains dan Teknologi Universitas ISTA Ravie Kurnia Laday. (sal/edo/nid)