Workshop yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh seluruh Senior Official Meeting on Youth (SOMY) Focal Point dari negara anggota ASEAN serta Timor Leste. Agenda utama adalah mengevaluasi capaian lima tahun terakhir, membahas tantangan yang dihadapi, dan merumuskan strategi baru pembangunan kepemudaan ASEAN untuk periode 2026–2030.
DEPUTI 1 | Kuala Lumpur _ Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global, Esa Sukmawijaya, mengikuti Workshop on The End Term Review (ETR) of the ASEAN Work Plan on Youth_ 2021–2025 and _Visioning Exercise for Post 2025 ASEAN Cooperation on Youth (AWP) di Kuala Lumpur, Malaysia (22-23/9).
Workshop yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh seluruh Senior Official Meeting on Youth (SOMY) Focal Point dari negara anggota ASEAN serta Timor Leste. Agenda utama adalah mengevaluasi capaian lima tahun terakhir, membahas tantangan yang dihadapi, dan merumuskan strategi baru pembangunan kepemudaan ASEAN untuk periode 2026–2030.
Esa Sukmawijaya menjelaskan bahwa rencana kerja ASEAN perlu didukung penuh oleh negara anggota sekaligus membuka peluang kolaborasi dengan mitra ASEAN. Ia menekankan pentingnya setiap negara berinisiatif menyelenggarakan kegiatan kepemudaan di tingkat regional.
“Bagi Indonesia, isu strategis ASEAN harus dihubungkan dengan kondisi nasional masing masing anggota. saya yakin seluruh anggota ASEAN sepakat menggunakan ASEAN Youth Development Index (YDI) sebagai indikator pembangunan kepemudaan,” ungkap Esa.
Selain forum pleno, Esa juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Singapura. Hal yang dibahas mengeani peluang penandatanganan lanjutan kerja sama bilateral melalui MoU pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026. dalam kesempatan yang sama dijajaki pula peluang kolaborasi dalam bidang bisnis kepemudaan dengan Timor Leste dan Brunei Darussalam.
Sementara itu, Annisa Eldina Larasati, Penelaah Teknis Kebijakan Kemenpora yang turut hadir, menekankan pentingnya peran aktivis pemuda dalam agenda ASEAN.
“Salah satu strategi yang urgen adalah melibatkan penggerak dan pelopor organisasi serta komunitas pemuda, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga daerah. Hal ini bisa memperkaya literatur kepemudaan dan memperkuat advokasi di ASEAN,” jelas Annisa.
Hari kedua penyelenggaraan kegiatan, perwakilan delegasi membahas mengenai penyusunan rancangan ASEAN Work Plan on Youth 2026–2030 dengan mengacu pada data ASEAN YDI, ASEAN Socio-Cultural Community Strategic Plan, serta ASEAN Community Vision 2045. Visi tersebut selaras dengan gagasan Indonesia mengenai Indonesia Emas 2045, yang menekankan pembangunan pemuda secara berkelanjutan dari pusat hingga daerah.
Hasil End Term Review dan Visioning Exercise for Post 2025 ASEAN Cooperation on Youth (AWP) akan menjadi landasan penting untuk merancang langkah strategis ke depan. Dengan evaluasi yang mendalam dan masukan dari seluruh pemangku kepentingan, ASEAN Work Plan on Youth diharapkan dapat terus memperkuat kerja sama regional demi mewujudkan masyarakat ASEAN yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing di dunia global.