Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.
DEPUTI 1 | Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4persen di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.
Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Perilaku ini pun menjadi sorotan Kementerian Pemuda dan Olahraga khususnya Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda.
Berdasar hal tersebut, Kemenpora melalui Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Pemuda Anti Merokok dengan tema: "Generasi Bebas Rokok: Pemuda Masa Depan Tanpa Asap", bertempat di Universitas Sahid Surakarta, Jl. Adi Sucipto No.154, Jajar, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Kegiatan Sosialisasi Pemuda Anti Merokok ini diikuti oleh 100 orang mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sahid Surakarta. Turut hadir sebagai narasumber, Devita Ayu Primaningrum, SKM (Penyuluh Kesehatan), Fikri Haiqal Arif, Lc (Member Global Peace Foundation), H. Ipmawan Muhammad Iqbal, SP.,M.Ag (PJ. Warung Sedekah Dhuafa Manahan Solo).
Hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara melalui zoom meeting Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Asrorun Niam Sholeh dan Asisten Deputi Karakter Pemuda Esa Sukmawijaya memberikan laporan pelaksanaan kegiatan.
Dalam sambutannya secara daring Deputi Niam Sholeh mengatakan, anak-anak muda agar menyiapkan diri menuju generasi emas 2045 dengan cara menjaga kesehatan yaitu tidak merokok karena jika tidak menjaga kesehatan dari sekarang, maka kita akan dipimpin oleh orang yang tidak sehat, pilih pergaulan dan pertemanan yang bisa mengajak kebaikan, kesehatan, kebugaran, sosialisasi aktifitas yang baik.
Tambahnya, "Secara kesehatan merokok mengganggu aktifitas fisik kita, secara ekonomi merokok mengganggu aktifitas ekonomi menyebabkan pemborosan, secara sosial merokok akan mengganggu lingkungan, secara ekologis merokok menyebabkan polusi dan juga kerusakan lingkungan kita berupa udara bersih dengan demikian secara sosial secara ekonomi secara kesehatan secara lingkungan aktifitas merokok itu tidak dibenarkan", tegas beliau.
Lanjutnya Deputi Niam Sholeh mengatakan, Soal masa depan Indonesia 2045 diharapkan terlahir masa depan yang cerah, Indonesia emas, berkomitmen untuk membangun secara baik, dan itu nanti dilakukan oleh generasi anda-anda semua.
Hadir secara luring Kepala Dinas Kesehatan Surakarta dr. Retno Erawati, Wakil Rektor III Fajar Alam Putra S.Kep. Ns., MKM, Wakil Rektor Destina Paningrum, SE, MM, Ketua Tim Penurunan Pemuda Merokok Yulia Mahmuddin dan Presiden BEM Universitas Sahid Surakarta Bowo Wijianto.