Keseharian kita tak lepas dari urusan politik, sebab hal tersebut merupakan bagian dari hidup kita sebagai mahluk sosial. namun jangan di simplifikasikan prakteknya hanya melalui partai politik atau politik praktis saja. ide serta gagasan para founding father bangsa merupakan alat politik mereka untuk kemajuan negeri, dengan menjunjung tinggi nilai nasionalisme walaupun ancamannya nyawa atau diasingkan
DEPUTI 1 | ”Peringatan kemerdekaan Indonesia merupakan momentum reflektif terhadap perjalanan politik bangsa. sejarah mencatat bangsa ini pernah menjadi negara federal, bahkan konstitusi kita pun mengalami beberapa kali perubahan. mulai UUD 1945 versi awal, berubah menjadi UUD Serikat, kembali lagi saat Dekrit Presiden, hingga beberapa amandemen dilakukan saat era reformasi, hal tersebut tidak lepas dari dinamika politik yang harus menyesuaikan dengan tantangan zaman”. Ungkap Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Asrorun Ni’am Sholeh.
Dalam sambutan kegiatan dialog politik yang bertemakan ”Dinamika Ideologi Pasca Kemerdekaan Indonesia”, di Teater Kemenpora, Kamis (15/8). Asrorun Ni'am Sholeh juga menyampaikan kegiatan politik merupakan bagian dari keseharian dan denyut nadi kehidupan bermasyarakat.
”Keseharian kita tak lepas dari urusan politik, sebab hal tersebut merupakan bagian dari hidup kita sebagai mahluk sosial. namun jangan di simplifikasikan prakteknya hanya melalui partai politik atau politik praktis saja. ide serta gagasan para founding father bangsa merupakan alat politik mereka untuk kemajuan negeri, dengan menjunjung tinggi nilai nasionalisme walaupun ancamannya nyawa atau diasingkan." Tegas Ni'am sholeh
Mengakhiri sambutannya, Deputi Ni'am berharap pemuda tidak selalu berada di zona aman. Melalui momentum kemerdekaan dia mengajak pemuda untuk lebih aktif berkontribusi baik di ranah sosial maupun politik guna memajukan nusa dan bangsa.
Dalam laporannya, Edi Nurinda, selaku Asisten Deputi Wawasan Pemuda meminta agar para pemuda yang mengikuti acara kali ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasannya mengenai sejarah bangsa serta memahami dinamika politik di Indonesia pasca kemerdekaan hingga saat ini.
Acara yang diikuti oleh 100 orang peserta secara luring dan 200 orang secara daring ini menghadirkan narasumber yang berkompeten seperti R.M.E Tjokrosantoso, Founder Dewan Pimpinan Pusat Garuda Studie Club; Bonnie Triyana, sejarawan; dan Gun Gun Heryanto, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah.(thi/sal/mus)