Lapora Pajak Lapora Pajak
Selamat bergabung keluarga kemenpora RI Selamat bergabung keluarga kemenpora RI

Kemenpora Terima Kunjungan Mahasiswa UNESA, Bahas Kebijakan Kepemudaan

Deputi Yohan menyampaikan bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi bonus demografi. Yakni kondisi suatu negara memiliki proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non-produktif (anak-anak dan lansia).

Kemenpora Terima Kunjungan Mahasiswa UNESA, Bahas Kebijakan Kepemudaan Kemenpora Terima Kunjungan Mahasiswa UNESA

Sebanyak 46 mahasiswa Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya diterima oleh Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Yohan didampingi oleh Sekretaris Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan dan Asisten Deputi Sistem dan Strategi Pelayanan Kepemudaan, di Gedung Teater, Wisma Kemenpora, Kamis (12/6)

para mahasiswa didampingi oleh Dosen Kebijakan Pendidikan, Mufarrihul Hazin dalam rangka kunjungan edukasi terkait kebijakan dan mendapatkan ilmu terkait kebijakan kepemudaan.
Dalam kesempatan tersebut Deputi Yohan mengucapkan terimakasih kepada seluruh mahasiswa yang hadir dan belajar bersama mengenai isu kepemudaan dan kebijakan yang ada. 

Dalam paparannya Deputi Yohan menyampaikan bahwa saat ini Indonesia berada dalam kondisi bonus demografi. Yakni kondisi suatu negara memiliki proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non-produktif (anak-anak dan lansia). 

Menurutnya kondisi tersebut memberikan tantangan dan peluang bagi negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan kualitas pemuda menurut Yohan salah satu cara yang diupayakan adalah dengan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang telah ditetapkan oleh Presiden  melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025.

Selanjutnya Deputi Yohan menjelaskan dengan singkat mengenai IPP yang terdiri dari lima domain dan 16 indikator. Lima domain tersebut terdiri dari Pendidikan dan pelatihan, Kesehatan ketenagakerjaan yang layak, partisipasi dan kepemimpinan dan yang terakhir gender dan inklusivitas.
Bedasarkan IPP tersebut, Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan menurunkannya menjadi berbagai program unggulan. Beberapa contoh program unggulan yang diutarakan yaitu pertukaran pemuda antar negara, collab rangers, kreativesia, moderasi beragama, jurnal ilmiah.  

Menurutnya program unggulan tersebut akan berhasil jika Kemenpora dapat berkolaborasi dengan Kementerian/ lemabaga maupun stakeholder lainnya untuk mengatasi isu pemuda di Indonesia.
“Isu kepemudaan merupakan isu lintas sektor yang tidak bisa ditangani oleh satu Kementerian. oleh karenanya, sinergi lintas kementerian/lembaga dan kolaborasi dengan pemerintah deraha, dunia usaha, komunitas, serta stakeholder lainnya sangat penting untuk mengakselerasi pembangunan kepemudaan,” ujarnya.

Acara Kembali dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa UNESA dengan pimpinan di lingkungan Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan antara lain terkait kebijakan kepemudaan di daerah terpencil dan program Kerjasama Kemenpora dan Kemendiksaintek yang bisa diakses oleh pesantren.

Menutup pertemuan Deputi Yohan memberikan pesan agar pemuda Indonesia mampu untuk berinovasi, berkolaborasi dan menciptakan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja. Dalam audiensi tersebut, Deputi Yohan didampingi oleh Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Subroto; Asisten Deputi Sistem dan Strategi Pelayanan Kepemudaan, Amar Ahmad dan Asisten Deputi Bina Kepemudaan Badan Usaha dan Swasta, Mohamad Adsan. (thi/mus)

BAGIKAN :
PELAYANAN